SELAMAT BERKUNJUNG

Rabu, 28 Juli 2010

Tentang Melalaikan Shalat

Kewajiban umat islam bukanlah hanya sebatas mengerjakan shalat, tapi juga harus melaksanakan shalat tepat pada waktunya. Dalam Al-Quran kita dapat menjumpai salah satu ancaman Allah terhadap orang-orang yang melalaikan shalat, yaitu dalam
surat Al-Maun ayat 4-5 yang artinya:
“ Maka celakalah orang yang shalat. Yaitu yang lalai dalam shalatya” (QS:Al-Maa’uun:4-5)
Dari ayat di atas, dapat daimbil kesimpulan bahwa orang yang shalat bisa jadi celaka bila mereka lalai dalam shalatnya. Oleh ahli-ahli tafsir Al-Quran yang mu’tabar, lalai dari shalat itu dikelompokkan atas:
a. Lalai dari niat.
Niatnya bukan karena Allah dan tidak untuk mencari keridhaan Allah.
b. Lalai dari waktu.
Ketika waktu shalat telah tiba dan azan telah dikumandangkan, tetapi ia masih menunda-nunda shalatnya.
c. Lalai dari kaifiyat shalat.
Ia shalat, tapi kaifiyat shalatnya tidak seperti rasulullah.
d. Lalai dari ruhnya shalat.
Ia shalat tetapi tidak khusyuk di dalam shalatnya, hanya seperti gerakan badan saja.
e. Lalai dari hakikat shalat.
Hakikat shalat adalah untuk mengingat Allah, tetapi hati dan fikirannya tidak mengingat Allah.
f. Lalai dari hikmah shalat.
Hikmah shalat adalah mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 45 yang artinya:
“Dan dirikannlah shalat, sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar” (QS: Al-Ankabut: 45)
Orang yang lalai, maka perbuatannya tidak akan terpelihara dari hal-halkeji dan mungkar.

Read More......

Pengertian dan Hakikat Shalat

Shalat secara bahasa dalam bahasa arab berarti do’a, sedangkan menurut istilah merupakan serangkaian ibadah yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, dengan
memiliki syarat dan rukun tertentu.
Tidak dapat diragukan lagi bahwa shalat merupakan kesenangan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan merupakan kenikmatan roh bagi orang-orang yang mengesakan Allah. Shalat merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Allah menuntun dan memperkenalkannya sebagai rahmat dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat itu mereka memperoleh kemuliaan dari-Nya dan keberuntungan karena berdekatan dengan-Nya. Bila itu benar-benar telah kita rasakan, maka niscaya shalat yang merupakan suatu kewajiban tidak akan terasa berat lagi, karena kewajiban yang berat itu telah berubah menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi.
Allah memerintahkan shalat bukan karena butuh terhadap mereka tapi justru memberikan karunia kepada mereka. Dengan shalat itu, hati dan seluruh anggota tubuh beribadah, dan dengan itu Allah menjadikan bagian hati lebih sempurna karena ia merasakan kesenangan dan kelezatan ketika berdekatan dengan-Nya. Mereka juga merasakan kenikmatan karena mencintai-Nya, merasakan kegembiraan kaerena berdiri di hadapan-Nya, tidak berpaling selain kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, seraya menyempurnakan hak-hak ubudiyah kepada-Nya.

Read More......

Selasa, 20 Juli 2010

Kumpulan Hadits-hadits Shahih (12)

221. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Andaikan manusia benar-benar mengetahui keutamaan shaf pertama dan menyambut adzan kemudian untuk mendapatkan shaf pertama mereka harus berundi, niscaya mereka akan berundi untuk mendapatkannya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan mendatangi shalat berjamaah pada waktu yang awal, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk mendahuluinya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan shalat shubuh dan 'isya berjamaah, pasti mereka akan mendatanginya,
meskipun dengan merangkak-rangkak."

222. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Apabila telah diserukan adzan untuk shalat maka berlari mundurlah setan sambil terkentut-kentut, hingga tidak terdengar olehnya suara adzan itu. Apabila adzan telah selesai, ia pun datang kembali. Kemudian ia mengganggu hati orang yang shalat, seraya berkata, 'Ingatlah ini dan ingatlah itu.' Padahal yang demikian itu tidak pernah diingatnya sebelum shalat. Sehingga orang yang shalat itu tidak tahu lagi, sudah berapa rakaatkah shalat yang dikerjakannya itu."
(Bukhari - Muslim)

223. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Shalat seseorang dengan berjamaah itu dilipatgandakan (pahalanya) atas shalatnya yang dilakukan di rumah atau di pasarnya dengan kelipatan dua puluh lima kali. Yang demikian itu karena apabila ia menyempurnakan wudhu'nya dengan maksud untuk shalat (berjamaah), maka tiadalah ia melangkahkan kakinya selangkah melainkan terangkat untuknya satu derajat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahannya. Lalu apabila ia melakukan shalat, maka senantiasalah Malaikat mendoakan atasnya, selama ia masih tetap berada
di tempat shalatnya. (Doa Malaikat itu adalah), 'Ya Allah, belas kasihanilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia.' Dan senantiasalah salah seorang kamu dianggap berada dalam shalat, selama ia menantikan shalat (berjamaah)."
(Bukhari - Muslim)

224. Zaid bin Tsabit r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Hai sekalian manusia, shalatlah di rumah, maka sesungguhnya seutama-utama shalat seseorang itu adalah di rumahnya, kecuali shalat fardhu."
(Bukhari - Muslim)

225. Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Jadikan penghabisan (akhir) shalatmu pada waktu malam dengan shalat witir."
(Bukhari - Muslim)

226. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa bangun malam pada bulan Ramadhan dan mengerjakan shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampuni semua dosanya yang telah lalu."
(Bukhari - Muslim)

227. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Andai aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, niscaya kuwajibkan mereka bersiwak (gosok gigi) pada tiap-tiap shalat."
(Bukhari - Muslim)

228. Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Lima macam dari fitrah (kelakuan yang tetap dari sunat para Nabi) yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur kumis."
(Bukhari - Muslim)

229. Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot."
(Bukhari - Muslim)

230. Dari Jabir bin Samurah r.a. berkata: "Penduduk Kufah mengadukan Sa'ad bin Abi Waqqash r.a. kepada Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab r.a. sehingga Umar pun memecatnya dan digantikan oleh Ammar bin Yasir r.a. Begitu berat pengaduan mereka, hingga mereka mengadukan bahwa engkau tidak bisa shalat dengan sempurna." Jawab Sa'ad, "Adapun aku, demi Allah, memimpin mereka dalam shalat sebagaimana shalat Rasulullah saw tidak mengurangi sedikit pun daripadanya. Yaitu memanjangkan dua rakaat pertama dan memendekkan dua rakaat terakhir." Berkata Umar, "Aku kira engkau memang demikian adanya, ya Abu Ishaq." Kemudian Umar mengirim Sa'ad ke Kufah bersama beberapa orang untuk menanyakan langsung kepada rakyat di sana tentang dirinya. Setiap masjid didatangi dan kepada jamaah yang ada di situ langsung ditanyakan tentang Sa'ad. Maka mereka pun menjawab dengan jujur, terus terang dan mereka semua memuji kebaikan Sa'ad kecuali ketika mereka masuk di masjid bani 'Abs, maka ketika ditanyakan tentang Sa'ad ada seorang lelaki bernama Usamah bin Qatadah yang bergelar Abu Sa'adah menjawab, "Jika engkau bertanya tentang Sa'ad maka ia adalah orang yang tidak suka keluar
memimpin pasukan perang, kalau membagi tidak pernah rata dan kalau menghukum tidak adil." Mendengar jawaban seperti itu, Sa'ad menyerahkan urusannya kepada Allah dan berkata, "Ingat, saya hendak berdoa tiga macam yaitu 'Ya Allah, jika hamba-Mu ini berdusta (yakni Abu Sa'adah), hanya bermaksud mencari muka dan nama, maka panjangkanlah umurnya, jadikan ia miskin sampai tua dan hadapkan ia kepada berbagai fitnah.'" Ternyata doa Sa'ad dikabulkan oleh Allah, sehingga ketika orang itu telah lanjut usia, selalu saja bila orang bertanya tentangnya maka dijawab, "Orang yang telah terkena bala' oleh doa Sa'ad bin Abi Waqqash r.a."
(Bukhari - Muslim)

231. Abdul Malik bin Umar yang meriwayatkan hadits ini dari Jabir bin Samurah berkata, "Saya sendiri melihat orang itu telah demikian tuanya, sehingga alisnya hampir menutupi matanya. Tetapi ia selalu duduk- duduk di tepi jalan mengganggu gadis-gadis yang lewat."

232. Dari Abu Waqid (al-Harits) bin 'Auf r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, "Sukakah aku beritahukan kepadamu
tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya)."
(Bukhari - Muslim)

233. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ada seseorang yang biasa menghutangkan kepada orang-orang, maka jika ia menyuruh menagih kepada pesuruhnya, ia selalu berpesan, 'Jika kamu mendapati orang itu masih belum dapat membayar, maka maafkanlah dia, semoga Allah memaafkan kami kelak.' Maka ketika ia berhadapan dengan Allah, Allah memaafkannya."
(Bukhari - Muslim)

234. Dari Abu Waqid (al-Harits) bin 'Auf r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk di masjid, sedang orang banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba datang tiga orang lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah saw, sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah saw telah selesai menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, "Sukakah aku beritahukan kepadamu tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak memberikan rahmat-Nya)."
(Bukhari - Muslim)

Sumber: http://www.kaskus.us/showthr...
Read More......
MUSS4FIR © 2008 Template by:
SkinCorner